Qatadah
menyebutkan bahwa iblis memiliki anak bernama Zaknabur, yang menancapkan panji
di pasar dan menjalankan operasinya disana. Mengapa syaitan memilih pasar?
Karena :
1⃣ Berbagai manusia
berinteraksi didalamnya dan sebagian belum saling kenal sebelumnya. Hal ini
memungkinkan syaitan untuk menyebarkan bisikan tindak kecurangan, penipuan dan
kesalah pahaman.
2⃣ Biasanya orang yang
datang ke pasar bertujuan mencari
keuntungan, otomatis mereka berorientasi pada harta. Kesempatan ini
digunakan oleh syaitan untuk memanas-manasi agar berusaha mengeruk keuntungan
sebesar-besarnya.
3⃣ Umumnya pasar sangat jauh
dari mengingat Allah SWT.
Tips yang dapat menangkal
serangan zaknabur :
Membaca
do'a yang diajarkan Nabi SAW.
Do'a
ini tidak hanya agar terhindar dari dosa tetapi juga agar kita mendapatkan
pahala berlipat ganda didalamnya. Nabi SAW bersabda yang artinya :
"Barang
siapa yang ketika memasuki pasar membaca :
لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِيْ وَيُمِيْتُ وَهُوَ حَيٌّ لاَ يَمُوْتُ، بِيَدِهِ الْخَيْرُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ.
'Tiada
sesembahan yang hak kecuali Allah SWT semata, tiada sekutu bagi-Nya.
Bagi-Nyalah kerajaan dan segala pujian, Dia Maha hidup, tidak akan pernah mati.
Ditangan-Nya lah segala sumber kebaikan dan Dia Maha kuasa atas segala
sesuatu.'
Maka
Allah SWT akan menulis untuknya sejuta kebaikan. Dia hapuskan seribu kesalahan
dan mengangkatnya setinggi sejuta derajat."
(HR.
Ath Thirmidzi, Ahmad , Al Hakim, Adz Darimi)
Mengapa pahala begitu
besar?
Ulama
menjelaskan bahwa :
Karena
di pasar banyak sekali orang yang lalai dari dzikir kepada Allah SWT, sehingga
orang yang berdzikir disana Allah SWT janjikan balasan yang begitu besar
sebagai motivasi bagi orang yang beriman.
Muhamad
bin Wasi' ra, seorang tabi'in terkemuka pernah menyampaikan hadits ini kepada
panglima Muslim, Qutaibah bin Muslim, karena antusiasnya untuk mendapatkan
keutamaan yang dijanjikan Allah SWT dari hadits tersebut, maka segera bersama
pasukannya dia memasuki pasar kemudian berdzikir mengucap lafadz dzikir diatas. Begitulah sifat jiwa yang
memburu keberuntungan akhirat.
0 komentar:
Posting Komentar