Manusia memiliki tipe
kepribadian masing-masing yang sifatnya unik walau memiliki banyak
kesamaan-kesamaan. Perbedaan-perbedaan
itu dapat dilihat dari temperamen, watak dan kepribadian masing-masing.
Dari segi temperamen orang bisa dibedakan antara tipe sanguinis, kholeris,
melankolis dan plegmatis. Namun demikian umumnya orang merupakan perpaduan
di antara tipe-tipe tersebut. Tipe orang dengan temperamen tertentu
merupakan bawaan lahir yang memang tidak mudah untuk merubahnya.
Dari
segi watak atau karakter juga orang bisa dibedakan antara yang berkarakter baik
dan berkarakter buruk. Karakter disini tidak sama dengan temperamen walau
berkaitan erat, karena karakter adalah bentuk lain dari temperamen yang
sudah mengalami pembentukan melalui lingkungan, seperti lingkungan
pendidikan, budaya, agama dan kebiasaankebiasaan hidup lainnya. Karakter
dengan demikian bukanlah bawaan lahir, melainkan yang terbentuk kemudian,
terutama melalui pendidikan, dan merupakan diri kita yang sesungguhnya.
Dari
segi kepribadian juga orang bisa dibedakan, namun pembedaan itu sering
mengacu pada temperamen atau sifat-sifat dominan yang ada pada seseorang. Namun
demikian kepribadian bukanlah temperamen atau karakter, melainkan lebih
luas dari itu, karena kedua hal itu merupakan bagian dari kepribadian.
Kepribadian lebih merupakan penampilan diri (citra diri) yang ingin
diperlihatkan kepada orang lain. Hal itu bisa saja sama dengan temperamen
atau karakter sendiri dan bisa juga berbeda dengan itu, karena hanya
berupa tampilan sementara (topeng) agar orang memiliki kesan tertentu terhadap dirinya.
A. Pengertian
Kepribadian, Watak dan Temperamen
1. Kepribadian
“Kepribadian adalah organisasi dinamis di dalam individu
yang terdiri dari sistem-sistem psikofisik yang menentukan tingkah-laku
dan pikirannya secara karakteristik dalam menyesuaikan diri terhadap
lingkungan.“ (G. Allport) Organisasi
dinamis: maksudnya bahwa kepribadian itu selalu berkembang
dan berubah meskipun ada suatu sistem organisasi yang mengikat
dan menghubungkan berbagai komponen dari kepribadian kita. Psikofisik: maksudnya
organisasi kepribadian melingkupi kerja tubuh dan jiwa (tak terpisahkan)
dalam satu kesatuan Menentukan: menunjukkan bahwa kepribadian
mengandung kecenderungan kecenderungan determinasi yang memainkan peranan
aktif dalam tingkah laku individu.
Karakteristik (khas, unik): menunjukkan sifat individualis. Tidak ada
dua orang yang benar-benar sama dalam caranya menyesuaikan diri terhadap
lingkungan, yang berarti tidak ada dua orang yang mempunyai kepribadian
yang sama. Menyesuaikan diri terhadap lingkungan: kepribadian
menghubungkan/mengantarai individu dengan lingkungan fisiologisnya (yang
kadang-kadang menguasainya).
Di
sini kepribadian mempunyai fungsi adaptasi dan menentukan.
2. Watak
Walaupun
istilah kepribadian dan watak sering dipergunakan secara
bertukartukar, namun Allport memberi pengertian berikut: “character
is personality evaluated and personality is character devaluated”. Allport
beranggapan bahwa watak (character) dan kepribadian (personality) adalah
satu dan sama, akan tetapi, dipandang dari segi yang berlainan. Kalau
orang hendak mengadakan penilaian (jadi mengenakan norma), maka lebih
tepat dipakai istilah “watak”; tapi kalau bermaksud menggambarkan
bagaimana adanya (jadi tidak melakukan penilaian) lebih tepat dipakai
istilah “kepribadian.”
3. Temperamen
Pengertian
temperamen dan kepribadian sering juga dikacaukan. Namun umum mengakui
adanya perbedaan di antara keduanya. Temperamen dilihat sebagai disposisi
yang sangat erat hubungannya dengan faktor-faktor biologis atau fisiologis
dan karenanya sedikit sekali mengalami modifikasi di dalam perkembangan.
Di sini peranan keturunan lebih penting/besar daripada
segi-segi kepribadian yang lain.
Menurut
Allport: “Temperamen adalah gejala karakteristik daripada sifat emosi
individu, termasuk juga mudah-tidaknya terkena rangsangan emosi, kekuatan
serta kecepatannya bereaksi, kualitas kekuatan suasana hatinya, segala
cara daripada fluktuasi dan intensitas suasana hati. Gejala ini bergantung
pada faktor konstitusional, dan karenanya terutama berasal dari
keturunan.”Menurut G. Ewald:
“Temperamen adalah konstitusi psikis yang berhubungan
dengan konstitusi jasmani.”
Di
sini peranan keturunan memainkan peranan penting, sedangkan
pengaruh pendidikan dan lingkungan tidak ada. Dalam kaitan dengan watak,
G. Ewald lebih melihat temperamen sebagai yang tetap seumur hidup, yang
tak mengalami perkembangan, karena temperamen bergantung pada
konstelasi hormon-hormon, sedangkan konstelasi hormon-hormon itu tetap
selama hidup. Sebaliknya watak, walaupun pada dasarnya telah ada tetapi
masih mengalami pertumbuhan atau perkembangan.Watak sangat bergantung
pada faktor-faktor eksogen (lingkungan pendidikan, pengalaman, dan sebagainya).
4. Hubungan antara kepribadian, watak dan temperamen
Kepribadian,
watak dan temperamen berkaitan satu sama lain. Ketiga-tiganya menyangkut
diri seseorang. Kepribadian dan watak lebih dekat satu sama lain, bahkan
sering disamakan. Kalau kita terutama bermaksud menggambarkan pribadi
seseorang sebagaimana adanya, sifat dan pembawaannya yang khas, di
situ kita bicara terutama mengenai kepribadiannya, yang punya keunikan
tersendiri. Dalam perjalanannya, kepribadian seseorang berhadapan
dengan lingkungannya, yang turut membentuknya hingga mencapai taraf
kematangan tertentu. Kalau kita melakukan penilaian atas pribadi
seseorang, maka hal itu lebih mengarah pada dirinya yang sudah terbentuk,
yang dia sendiri turut bertanggung jawab di dalamnya. Inilah yang terutama
dimaksud dengan watak. Kata watak dipakai baik dalam arti normatif maupun
dalam arti deskriptif.
Dalam
arti normatif kita berbicara terutama tentang watak; sedangkan dalam arti
deskriptif, kita berbicara terutama tentang kepribadian. Berbicara
tentang watak juga sekaligus bicara tentang kepribadian, bergantung mana
yang kita tekankan, aspek normatifnya atau aspek deskriptifnya.
Temperamen lebih banyak
ditentukan oleh struktur fisik-biologis seseorang, dan sifatnya tetap,
oleh karenanya dapat dibuat perbedaan yang jelas dan bersifat tetap antara
satu orang dengan yang lain. Temperamen merupakan bagian dari kepribadian,
yang di dalamnya unsur bawaan lebih dominan. Namun berbicara mengenai
temperamen juga berarti berbicara mengenai kepribadian, suatu kepribadian
dengan temperamen tertentu. Tapi kalau bicara tentang perkembangan
kepribadian, maka bukanlah terutama mengenai temperamennya, melainkan
mengenai pribadi yang sudah mengalami proses pembentukan, berarti lebih
dimaksudkan sebagai“watak.”
B. Jenis-jenis Temperamen
Pengelompokan
manusia ke dalam beberapa tipe kepribadian merupakan suatu usaha yang
sudah berlangsung lama, baik dengan usaha yang masih sederhana maupun
usaha yang ilmiah. Dalam pendekatan ilmiah, walau para ahli menempuh cara
pendekatan berbeda, namun sebenarnya mereka berangkat dari titik yang sama
tapi dengan teknik berbeda. Para ahli berangkat dari pandangan
bahwa kepribadian manusia itu variasinya hampir tak terhingga banyaknya.
Akan tetapi, untuk memahami manusia yang bermacam-macam itu dibutuhkan
teknik tertentu. Para ahli yang berpangkal pada cara pendekatan tipologis
beranggapan bahwa walaupun variasi kepribadian manusia tiada terhingga
banyaknya, namun semuanya berlandaskan pada sejumlah kecil komponen dasar.
Berdasarkan atas dominasi komponen-komponen dasar itulah dilakukan
penggolongan manusia ke dalam tipe-tipe tertentu.
1. Ajaran tentang cairan badaniah
Ajaran
ini dirumuskan oleh Hippocrates dan selanjutnya disempurnakan
oleh Galenus. Ajaran dari kedua tokoh ini kemudian menjadi sangat terkenal
dan mendasari banyak pemahaman yang dikembangkan oleh para ahli di
kemudian hari. Hippocrates (460-370 SM) adalah Bapak Ilmu Kedokteran,
sehingga tidak mengherankan kalau dia membahas kepribadian manusia dari
titik tolak konstitusional. Hippocrates dipengaruhi oleh pandangan dari
seorang filsuf alam (kosmolog) bernama Empedokles, yang
berpandangan bahwa alam semesta ini beserta isinya tersusun dari empat
unsur dasar, yaitu: tanah, air, udara, danapi, dengan
sifat-sifat yang dikandungnya, yaitu: kering, basah, dingin dan panas. Hippocrates
berpendapat bahwa dalam diri seseorang terdapat empat macam sifat tersebut
yang didukung oleh keadaan konstitusional yang berupa cairan-cairan yang
ada dalam tubuh orang, yakni: Sifat kering, terdapat dalamchole (empedu
kuning); sifat basah, terdapat dalam melanchole (empedu hitam);
sifat dingin, terdapat dalam phlegma (lendir); dan sifat
panas, terdapat dalam sanguis (darah). Keempat cairan
tersebut ada dalam tubuh dengan porsi tertentu. Apabila keempat cairan
berada dalam porsi seimbang, orang berada dalam keadaan sehat (normal);
apabila keseimbangannya yang proporsional itu terganggu, orang tersebut
dalam keadaan sakit, menyimpang dari keadaan normal.
Galenus menyempurnakan
ajaran Hippocrates tersebut. Dia sependapat dengan Hippocrates bahwa di
dalam tubuh manusia terdapat empat macam cai ran, yaitu: chole,
melanchole, phlegma dan sanguis, dan bahwa cairan
tersebut ada dalam tubuh manusia dalam proporsi tertentu. Apabila suatu
cairan melebihi proporsi yang seharusnya (=dominan), maka akan
mengakibatkan adanya sifatsifat kejiwaan yang khas. Sifat-sifat yang khas
pada seseorang sebagai akibat dari dominannya salah satu cairan badaniah
itu, oleh Galenus menyebutnya temperamen. Lalu dengan
dasar pikiran yang telah dikemukakan itu Galenus menggolongkan manusia ke
dalam empat tipe temperamen, yang berdasar pada dominasi salah satu cairan
badaniahnya. Keempat tipe itu adalah: kholeris, melankolis,
phlegmatis dan san guinis. Untuk jelasnya lihat tabel
berikut:
Cairan badan Prinsip Tipe
Sifat-sifat
Chole
Tegangan kholeris Hidup (besar semangat) keras, hatinya
mudah terbakar, daya juang besar, optimistis Melanchole
Penegaran (rigidity) melankolisMudah kecewa, daya juang
kecil, muram, pessimistis Phlegma Plastisitas phlegmatis Tak
suka terburu-buru (kalem, tenang), tak mudah
dipengaruhi, setia Sanguis Ekspansivitas sanguinis Hidup,
mudah berganti haluan, ramah Tipologi Hippocrates-Galenus
2. Empat jenis temperamen
Keempat
jenis temperamen di atas akan dijelaskan lebih lanjut :
1). Sanguinis. Ditandai
dengan sifat: hangat, meluap-luap, lincah, bersemangat dan pribadi
yang“menyenangkan.” Pada dasarnya mau menerima. Pengaruh/kejadian luar
dengan gampang masuk ke pikiran dan perasaan, yang membangkitkan
respons yang meledak-ledak. Perasaan lebih berperan dari pada pikiran
refleksif dalam membentuk keputusan. Orang sanguinis sangat ramah
kepada orang lain, sehingga dia biasanya dianggap seorang yang sangat
ekstrovert.
2). Koleris. Seorang
choleris tampil hangat, serba cepat, aktif, praktis, berkemauan keras,
sanggup mencukupi keperluannya sendiri, dan sangat independen. Dia
cenderung tegas dan berpendirian keras, dengan gampang dapat
membuat keputusan bagi dirinya dan bagi orang lain. Seperti
seorang sanguinis, seorang choleris adalah seorang ekstrovert,
walau tidak seekstrovertnya seorang sanguinis. Seorang choleris hidup
dengan aktif. Dia tidak butuh digerakkan dari luar, malah
mempengaruhi lingkungannya dengan gagasan-gagasannya, rencana, tujuan, dan
ambisiambisinya yang tak pernah surut.
3). Melankolis. Si
melankolis adalah seorang yang paling “kaya” di antara semua temperamen.
Dia seorang analisis, suka berkorban, bertipe perfeksionis dengan sifat
emosi yang sangat sensitif. Tidak seorang pun yang dapat
menikmati keindahan karya seni melebihi seorang melankolis.
Sebenarnya dia mudah menjadi introv e r t , tetapi
ketika perasaannya lebih dominan, dia masuk ke dalam
bermacammacam keadaan jiwa. Kadang-kadang mengangkatnya
pada kegembiraan yang tinggi yang membuatnya bertindak lebih ekstrovert. Akan tetapi
pada saat lain dia akan murung dan depressi, dan selama periode ini
dia menarik diri (withdrawn), dan bisa menjadi seorang
yang begitu antagonistis (bersifat bermusuhan).
4). Phlegmatis. Si phlegmatis adalah seorang yang hidupnya tenang,
gampangan, tak pernah merasa terganggu dengan suatu titik didih yang
sedemikian tinggi sehingga dia hampir tak pernah marah. Dia adalah seorang
dengan tipe yang mudah bergaul, dan paling menyenangkan di antara semua
temperamen. Phlegmatis berkaitan dengan apa yang dipikirkan
oleh Hippocrates mengenai cairan dalam badan yang menghasilkan yang
“tenang,” “dingin,” “pelan,” temperamen yang memiliki keseimbangan yang
baik. Baginya hidup adalah suatu kegembiraan, dan kadang menjauh
dari hal-hal yang tidak menyenangkan. Dia begitu tenang dan agak
diam, sehingga tak pernah kelihatan terhasut, bagaimana pun keadaan
sekitarnya.
C. Saya Bertemperamen Apa?
1. Dua belas kombinasi
temperamen
Tidak mudah untuk
menggolongkan orang hanya dalam salah satu jenis temperamen saja. Kita
semuanya merupakan perpaduan antara paling tidak dua temperamen, satu yang
dominan dan yang lain kurang dominan. Maka ada dua belas kemungkinan besar
perpaduan temperamen, yakni: SanChlor, SanMel, SanPhleg, ChlorSan,
ChlorMel, ChlorPhleg, MelSan, MelChlor, MelPhleg, PhlegSan, PhlegChlor,
PhlegMel.
Dengan pembagian ini,
seseorang lebih mudah membuat identifikasi dirinya sebagai salah satu dari
kedua belas jenis perpaduan itu daripada keempat temperamen dasar. Pada
dasarnya, setiap orang dapat memiliki sekaligus segala kekuatan dan
kelemahan yang terdapat pada temperamen yang dominan/utama dan yang kedua.
Beberapa dari kekuatan dan kelemahan ini dapat saling menggagalkan satu
sama lain, saling menguatkan, saling menonjolkan diri dan saling
mempersulit yang lain. Kejadian seperti ini menciptakan keragaman
perilaku, prasangka, dan
kemampuan-kemampuan alamiah dari orang dengan temperamen dominan yang sama
tapi dengan temperamen tambahan (secondary
temperament) yang berbeda.
2. Terjadinya variabel tambahan
Ada
kemungkinan bahwa seseorang tidak cocok masuk ke dalam salah satu
dari kedua belas jenis temperamen. Memang tidak ada dua orang yang persis
sama. Akibatnya dapat mengubah gambaran sebagaimana dikemukakan di
atas, sehingga seseorang tidak lagi cocok pada salah satu model tadi. Hal
seperti ini dapat diterangkan sebagai berikut:
- Persentase perbandingan antara predominant
temperament dan secondary temperament. Perbandingannya
tidak selalu 60/40. Ada perbedaan antara perpaduan 60/40 MelChlor dengan
perpaduan 80/20 MelChlor; atau antara perpaduan
55/45 SanPhleg dengan perpaduan 85/15 SanPhleg,dan seterusnya.
- Latar
belakang yang berbeda dan childhood training dapat
mengubah pengungkapan dari salah satu jenis temperamen. Seorang MelPhlegyang dibesarkan
dalam kekejaman dan kebencian orang tua akan berbeda dengan seorang MelPhleg yang
dibesarkan dalam suasana penuh kasih sayang dan perhatian. Keduanya
memiliki kekuatan dan talenta yang sama. Akan tetapi, seorang
barangkali mengatasinya dengan permusuhan, depresi atau menganiaya
diri sendiri sehingga dengan demikian dia tidak pernah menggunakan
kekuatan yang dimilikinya.
- Sering tidak
objektif apabila kita mengamati diri kita sendiri. Oleh karena itu,
merupakan hal yang bermanfaat apabila kita mendiskusikan
mengenai temperamen kita bersama dengan teman dekat. Kebanyakan orang
melihat dirinya dengan memakai kaca mata hitam. Perhatikan ungkapan
seorang penyair, Robert Burns: “Oh, to see ourselves as
others see us.”
- Pendidikan
dan tingkat inteligensi juga dapat mempengaruhi penilaian
atas temperamen seseorang. Seorang MelSan dengan IQ
yang sangat tinggi akan tampil berbeda dengan seorang MelSan yang
memilki IQ rata-rata atau rendah. Pendidikan sangat membantu
seseorang untuk mencapai kematangan.
- Kesehatan dan
metabolisme juga termasuk penting. Seorang ChlorPhleg dengan
kondisi kesehatan yang baik akan lebih agresif daripada
seorang chorPhleg dengan cacad atau mengalami gangguan kesehatan.
Seorang PhlegMel penggugup akan lebih aktif daripada
seorang phlegMelyang menderita tekanan darah rendah.
- Tiga macam
temperamen kadang hadir dalam diri seseorang. Hasil-hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat (dengan persentase kecil) orangorang yang
memiliki satu predominant temperament dengan dua secondary temperament.
- Motivasi juga
memainkan peran yang tidak sedikit. Jika seseorang
sedang termotivasi, hal itu akan memiliki pengaruh nyata atas
perilakunya, dan mengabaikan perpaduan temperamennya.
Kesimpulan
Sejak
lahir kita memiliki temperamen tertentu, yang terkait dengan konstruksi tubuh
kita, khususnya di bagian empedu, lendir dan darah kita. Adanya
sifat-sifat khas pada seseorang sebagai akibat dari dominannya salah satu
cairan badaniah tersebut, itulah yang disebut temperamen. Dari sifat-sifat
dominan itulah orang dapat digolongkan ke dalam salah satu dari empat
temperamen dasar, yakni: Sanguinis, Choleris, Melankolis, dan Plegmatis.
Umumnya sifat-sifat orang merupakan perpaduan dari empat temperamen dasar
itu, dimana bisa salah satu dari unsur itu lebih dominan dari yang lain.
Dari keempat jenis temperamen dasar itu orang bisa dibedakan sebagai
ekstrovert (sanguinis, kholeris) dan introvert (melankolis, plegmatis);
logis (kholeris, plegmatis) dan emotionalsentimentil (sanguinis,
melankolis). Keempat jenis temperamen dasar itu memiliki kekuatan dan
kelemahan masing-masing, sehingga kita memandangnya tidak ada yang lebih
baik atau lebih buruk. Watak atau karakter merupakan diri kita yang
sesungguhnya, merupakan hasil olah temperamen, yang sudah dipengaruhi oleh
lingkungan (pendidikan, agama, budaya, kebiasaan-kebiasaan, serta tekanan
dan tantangan hidup yang kita lalui). Dengan demikian, watak atau karakter
bukanlah bawaan lahir seperti halnya temperamen, melainkan yang terbentuk
kemudian, khususnya melalui lingkungan dan penghayatan nilai-nilai
tertentu yang ditanamkan oleh lingkungan kepada kita. Dengan
demikian watak tau karakter adalah diri kita yang harus kita pertanggung
jawabkan. Maka kita harus mendidik karakter kita agar dia terbentuk dengan
baik. Pendidikan karakter bukan hanya dengan cara tunduk saja pada
pengaruh lingkungan, melainkan dengan cara kritis menilai dan kemudian
mengambil sikap yang tepat.
Kepribadian
adalah keseluruhan diri kita, termasuk di dalamnya watak dan
temperamen serta kebiasaan-kebiasaan lain yang ikut mempengaruhi pembawaan
diri kita. Kepribadian bisa saja mencerminkan dengan baik temperamen atau
watak kita, dan bisa juga berbeda dengan itu. Kepribadian itu umumnya
merupakan diri kita yang ingin kita perlihatkan kepada orang lain. Bisa
saja suatu saat kita berusaha tampil dengan ramah,karena kita ingin orang memiliki
kesan seperti itu kepada kita, tapi pada saat lain kita tampil dengan
tegas, dan sebagainya, tergantung kita ingin mengesankan diri kita
seperti apa kepada orang lain. Tentu saja ini tidak mencerminkan diri kita
yang sesungguhnnya, melainkan lebih sebagai topeng saja, suatu wajah yang
ingin kita perlihatkan kepada orang lain. Namun bagi orang yang berkembang
dengan baik dalam arti yang sesungguhnya, maka kepribadian yang dia ingin
perlihatkan kepada orang tidak lain dari dirinya yang sesungguhnya.
Dikutip dari : http://riza.blog.binusian.org/
0 komentar:
Posting Komentar