Breaking News
Loading...
Minggu, 28 Februari 2016

Ayat-ayat Pilihan : QS. An-Nahl [16] : 106

أَﻋُﻮْﺫُ ﺑِﺎﻟﻠﻪِ ﻣِﻦَ ﺍﻟﺸَّﻴﻄَﺎﻥِ ﺍﻟﺮَّﺟِﻴْﻢِ

رَ بِاللَّهِ مِنْ بَعْدِ إِيمَانِهِ إِلَّا مَنْ أُكْرِهَ وَقَلْبُهُ مُطْمَئِنٌّ بِالْإِيمَانِ وَلَٰكِنْ مَنْ شَرَحَ بِالْكُفْرِ صَدْرًا فَعَلَيْهِمْ غَضَبٌ مِنَ اللَّهِ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ

"Barang siapa yang kafir kepada Allah sesudah dia beriman (dia mendapat kemurkaan Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (dia tidak berdosa), akan tetapi orang yang melapangkan dadanya untuk kekafiran, maka kemurkaan Allah menimpanya dan baginya azab yang besar".


Bagi orang-orang yang telah mendapatkan cahaya hidayah karena telah beriman, lalu memilih jalan sesat padahal ia mengetahui kebenaran ajaran Allah, menyesakkan dadanya dengan menyekutukan Allah setelah merasakan ketenangan berada dalam naungan iman, maka mereka layak mendapatkan kemurkaan Allah. Karena mereka telah mengetahui hakikat iman, namun kemudian berpaling. Untuk itu Allah menyediakan azab yang amat menyakitkan di akhirat karena mereka lebih mencintai kehidupan dunia dan memilihnya daripada kehidupan akhirat. Mereka rela meninggalkan iman, padahal iman merupakan faktor penting yang bakal menyelamatkan mereka di akhirat.

Mereka berpindah agama dan kepercayaan dengan tujuan duniawi sehingga Allah tidak lagi memberi hidayah atau menetapkan kaki mereka pada jalan dan agama yang benar. Hati mereka dikunci, sehingga tidak mampu menangkap kejernihan bukti-bukti Allah.


Al-Aufi meriwayatkan dari Ibnu Abbas, ayat ini turun berkaitan dengan Ammar bin Yasir yang dipaksa untuk mengucapkan kalimat kekafiran. Jika tidak, ia akan dibunuh seperti kedua orang tuanya. Ammar pun mengikuti kemauan mereka karena terpaksa.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Toggle Footer