Breaking News
Loading...
Rabu, 02 Maret 2016

TANYA JAWAB SYARIAH “BAGAIMANA CARA MEREDAM AMARAH?”

Oleh : Bunda Endria
Tanya : Apa yang paling tepat untuk meredam amarah? Katanya emosi itu harus diungkapkan daripada jadi penyakit hati.  Jika iya harus dikeluarkan, adakah cara yang baik untuk mengeluarkan amarah itu?

Jawab :

 بِسمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم


Jangan marah!" begitu sabda Rasulullah Shalallahu'alaihi Wassalam dalam sebuah hadis yang diriwayat kan Imam Bukhari.

Dalam kehidupan sehari-hari, setiap orang bisa saja marah. Marah adalah sesuatu yang manusiawi. Lalu apa makna hadis Nabi shalallahu'alaihi wassalam itu?

Yang dimaksud perkataan Rasulullah Ahalallahu'alaihi Wassalam 'jangan marah' adalah kita diminta untuk menjauhi sebab-sebab marah dan hendaknya menjauhi sesuatu yang mengarahkan diri kita kepadanya."

Jadi, di dalam Agama kita, marah itu tidaklah terlarang, karena itu adalah tabiat yang tak akan hilang dalam diri manusia. Akan tetapi ketika kita hendak marah harus berfikir panjang, tepatkah kita untuk marah ini ?

Marah boleh tetapi harus pada tempatnya. Dan ketika seseorang berhak marah atau layak untuk marah kemudian ia bisa menjaganya maka inilah yang utama.

Lantas apa saja yang harus dilakukan seorang Muslim ketika marah?

Hendaknya seorang Muslim memperhatikan adab-adab yang berkaitan dengan marah. Berikut adab-adab yang perlu diperhatikan ketika hendak marah :

Pertama,
Jangan Marah. Kecuali marah karena Allah Subhanahu Wata'ala, karena marah karena Allah merupakan sesuatu yang disukai dan mendapatkan balasan amal.

Misalnya, marah ketika menyaksikan perbuatan haram merajalela. Seorang Muslim yang marah karena hukum Allah diabaikan merupakan contoh marah karena Allah.

Rasulullah Shalallahu'alaihi Wassalam tak pernah marah karena dirinya, tapi marah karena Allah Subhanahu wata'ala. Artinya Beliau marah ketika hak-hak Allah atau hukum-hukum-Nya dilanggar. Nabi Shalallahu'alaihi Wassalam juga tak pernah dendam, kecuali karena Allah Subhanahu wata'ala.

Kedua,
Berlemah lembut dan tak marah karena urusan dunia. Suatu kemarahan kerap berujung dengan pertikaian dan perselisihan yang dapat menjerumuskan manusia ke dalam dosa besar dan bisa pula memutuskan silaturahim. Yang jelas hati kita terluka dan sakit, baik ketika kita dimarahi orang lain ataukah kitanya yang memarahi orang lain.

Ketiga,
Ingatlah selalu keagungan dan kekuasaan Allah Subhanahu Wata'ala ketika kita hendak marah. Ingatlah kekuasaan, perlindungan, keagungan, dan keperkasaan-Nya.
Karena ketika mengingat kebesaran Allah Subhanahu Wata'ala, maka kemarahan akan bisa diredam. Bahkan, mungkin tak jadi marah sama sekali. Dan itulah adab paling bermanfaat yang dapat menolong seseorang untuk berlaku santun (sabar).

Keempat,
Menahan dan meredam amarah jika telah muncul. Allah Subhanahu Wata'ala menyukai seseorang yang dapat menahan dan meredam amarahnya yang telah muncul. Allah ta'ala berfirman,
 " … dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memberi maaf orang lain, dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan." (QS Ali Imran :134).

Ketika kemarahan tengah memuncak, hendaknya segera menahan dan meredamnya agar tak muncul bisikan syetan yang memprofokasi kita untuk berbuat tindakan yamg keji.

Rasulullah Shalallahu'alaihi Wassalam bersabda yang artinya, "Barang siapa yang dapat menahan amarahnya, sementara ia dapat meluapkannya, maka Allah akan memanggilnya di hadapan segenap mahluk. Setelah itu, Allah menyuruhnya memilih bidadari surga dan menikahkannya dengan siapa yang ia kehendaki." (HR Ahmad).

Kelima,
Berlindung kepada Allah ketika marah. Nabi Shalallahu'alaihi Wassalam  bersabda, "Jika seseorang yang marah mengucapkan; 'A'uudzu billah (aku berlindung kepada Allah SWT, niscaya akan reda kemarahannya."

Keenam,
Memilih diam daripada marah. Rasulullah Shalallahu'alaihi Wassalam bersabda, "Ajarilah, permudahlah, dan jangan menyusahkan. Apabila salah seorang dari kalian marah, hendaklah ia diam." (HR Ahmad).

Ketujuh,
Mengubah posisi tubuh kita ketika kita terpancing amarah.
Mengubah posisi ketika marah merupakan petunjuk dan perintah Nabi SAW. Nabi Shalallahu'alaihi Wassalam bersabda, "Jika salah seorang di antara kalian marah ketika berdiri, maka hendaklah ia duduk. Apabila marahnya tidak hilang juga, maka hendaklah ia berbaring." (HR Ahmad).

Kedelapan,
Berwudhu atau mandi.
Karena sesungguhnya marah adalah api setan yang dapat mengakibatkan mendidihnya darah dan terbakarnya urat syaraf. "Maka dari itu, wudhu, mandi atau semisalnya, apalagi mengunakan air dingin dapat menghilangkan amarah serta gejolak darah," tuturnya.

Kesembilan,
memberi maaf dan bersabar. Orang yang marah sudah selayaknya memberikan ampunan kepada orang yang membuatnya marah.

Allah Subhanahu Wata'ala  memuji para hamba-Nya "... dan jika mereka marah mereka memberi maaf."
(QS Asy-Syuura:37).

Sesungguhnya Nabi Shalallahu'alaihi Wassalam adalah orang yang paling lembut, santun, dan pemaaf kepada orang yang bersalah. "... dan ia tak membalas kejahatan dengan kejahatan, namun ia memaafkan dan memberikan ampunan... "

  وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب



0 komentar:

Posting Komentar

 
Toggle Footer