Breaking News
Loading...
Rabu, 02 Maret 2016

PESAN UNTUK LAKI-LAKI PEMIMPIN KELUARGA

Laki-laki itu adalah qowwam. Qowwam adalah leader. Yang bisa memimpin. Berarti seorang laki-laki harus mempunyai pemahaman tentang Islam dan bagaimana cara memimpin. 

Lalu bagaimana seorang laki-laki bisa dikatakan sebagai imam?

Karena seorang laki-laki harus bertanggung jawab terhadap ibunya, istrinya, adik perempuannya, dan anak perempuannya. Karena itulah laki-laki disebut sebagai tulang pungung.

Laki-laki menjadi qawwam karena Allah lebihkan mereka dari perempuan dan karena mereka menafkahkan harta mereka untuk para perempuan yang menjadi tanggung jawab mereka. Sebagaimana firman Allah Ta'ala:

الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ وَبِمَا أَنْفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِمْ ۚ...

"Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka....."
(QS. An-Nisa: 34)

Adapun kriteria laki-laki ideal ada tiga, yaitu:

1 Quwwatul Jasadiyah

Maksudnya seorang laki-laki itu harus kuat. Karena Mukmin yang kuat lebih dicintai Allah daripada Mukmin yang lemah. Bahkan dimasa Umar bin Khatab, Umar menepuk perut orang yang gendut dan berkata, “Malas.” Menandakan bahwa seorang ikhwan (laki-laki) tidak pantas berperut buncit dan bermalas-malasan.

Adapun beberapa tips untuk para ikhwan ;
Rutinkan Sholat Tahajjud. 
Rutinkan olah raga, tidak tidur setelah Subuh.

2 Quwwatul Fikriyah

Seorang lelaki wajib untuk memiliki pengetahuan lebih tentang agama. Tidak hanya ibadah-ibadah wajib dan doa saja. Tetapi juga memiliki wawasan keislaman yang luas. Perlu baginya membaca kitab-kitab seperti kitab Ibnu Katsir untuk membangun aliyah islamiyah — cara berpikir islam, agar pemikirannya terbina.

Harus Ngaji ! 
Belajar dengan rutin tentang ilmu-ilmu Islam, tentang fiqih, tahsin, dan sebagainya. 
Makanya sahabat dahulu begitu cerdas. Karena mereka semua rajin mempelajari ilmu Islam bersama Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam.

Pernah dikisahkan ketika Umar berangkat meninggalkan Rasulullah, lantas Ali bin Abi Thalib datang dan Rasulullah menyampaikan kepada Ali tentang Surah At-Taubah dan meminta Ali untuk menyampaikan kepada sahabat lainnya. Bayangkan. Betapa cerdas Ali hingga apa yang disampaikan oleh Rasul langsung terinstal dikepalanya dan langsung dapat disampaikan kepada yang lain.

Itulah mengapa ulama terdahulu sangat menjaga otaknya dari hal-hal yang bisa merusaknya. Itulah mengapa para Hafidz Qur'an hafalannya sangat lancar. Otaknya pun sangat jernih dan perilakunya sangat dijaga supaya hafalannya tidak lepas. Bahkan Imam Syafi’i dalam usia 7 tahun sudah mampu menghapal 30 juz. Pada saat diuji oleh gurunya tentang kitabnya jilid satu, tetiba hilang semua hapalan Imam Syafi’i saat itu dikarenakan ia tidak sengaja melihat betis wanita tersingkap. Itulah mengapa para hafidz sangat menjaga bagaimana ia menjaga pandangannya. Hafalan Qur'an lebih mudah lepas daripada unta dari ikatannya.

3 Quwwatul Ruhiyah

Cara melatih ruhiyah adalah dengan mengamalkan amalan-amalan sunnah secara rutin. Rutinkanlah puasa sunnah, sholat rawatib, tahajjud, berdzikir, dan lain sebagainya. Ibnu Mas’ud bahkan diriwayatkan ketika beliau sholat, hingga burung pipit itu hinggap saking lama dan tenangnya beliau melaksanakan sholat.

Dengan seringnya mengamalkan sunnah, maka akan melembutkan hati kita. Hati kita akan menjadi sangat peka. Melihat orang yang memerlukan bantuan, kita tergerak untuk membantu. Melihat kemungkaran, hati kita tergerak untuk merubahnya.

Lelaki jika ruhiyahnya bagus, maka akan lebih lembut kepada istrinya. Tengoklah Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam yang bahkan sangat lembut kepada 'Aisyah radhiallahu 'anha bahkan ketika 'Aisyah ra sedang marah dan membanting piring karena cemburu.

Coba lihat fenomena sekarang, dimana banyak kekerasan rumah tangga terjadi karena suaminya tidak mengerti Islam dalam dirinya. Tidak ada rasa kasih sayang dalam dirinya disebabkan karena ruhiyahnya kering dan tidak memancarkan kecerdasan spriritual. Itulah mengapa membina hubungan dengan Allah sangat penting. Jika hubungan dengan Allah sudah baik, maka hubungan dengan manusia pun, termasuk dengan istri pun akan semakin baik. Allah Ta'ala akan ridho pada kita.

Sehingga menjadi lelaki idaman, adalah dengan mengimplementasikan ketiga poin diatas. Insya Allah itu akan membuat kita menjadi insan yang terbaik. Yang mampu menjadi qowwam/pemimpin bagi istri dan anaknya.

Wallahu a’lam bisshowab



Oleh : Ustadz Fatih Karim

0 komentar:

Posting Komentar

 
Toggle Footer